Sikap ilmiah adalah suatu sikap yang menerima
pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal putus asa serta
dengan ketekunan juga keterbukaan. Menurut Gagne dan Briggs, yang dikutip
Annie, Catharina Tri (2004 : 25) mengklasifikasikan tujuan pembelajaran ke
dalam lima kategori adalah:
1. Kemahiran
intelektual (intelectual skill).
2. Strategi
kognitif (cognitif strategies).
3. Informasi
verbal (verbal information).
4. Kemahiran
motorik (motor sklills).
5. Sikap
(attitudes).
S. Karim A. Karhami (2005), berpendapat bahwa sikap
juga merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak (tendency to behave).
Menurut R. T White (1988), wilayah attitude mencakup juga wilayah kognitif,
anak dapat membatasi atau mempermudah untuk menerapkan suatu keterampilan dan
pengetahuan yang dikuasainya. Anak juga berusaha untuk memahami suatu konsep,
jika dia tidak memiliki kemauan untuk itu.
Menurut Yul, Iskandar (2004 : 9) Sikap adalah sebuah trait yang selain aktif
mempelajarinya, tetapi telah ditampilkan dengan perubahan tingkah laku yang
sesuai. Biasanya sikap memerlukan bakat, minat, dan aktif yang merubah
perilaku. Sikap pada umumnya merupakan hasil dari learning dan praktis dan pula
hasil dari perpaduan berbagai trait dan ability.
Sikap ilmiah menurut
Mulyono, Anton yang dikutip oleh Suyitno, Amin (1997: 2), sikap yang disiapkan
bertindak untuk perbuatan yang berdasarkan pada pendirian/ pendapat/keyakinan.
Sedangkan Menurut Allen Ledward yang dikutip Suyitno, Amin adalah “An attitude
as degree of positive or negatif affect associated with some pychological
objects”. Dimana Sikap berkaitan dengan obyek yang disertai dengan perasaan
posititif (favourable) atau perasaan negatif (unfavorable). Jadi sikap ilmiah
adalah “ Scientific attitude” (Sikap keilmuan).
Kurniadi (1988) dikutip dari pendapat M. O. Edward yang merumuskan perilaku
kreatif sikap ilmiah dari kata-kata ide (gagasan) berikut :
I : Imagination (imajinasi).
D : Data (Fakta).
E : Evaluation (evaliuasi).
A : Action (tindakan).
Seorang yang kreatif adalah seseorang yang mampu mengumpulkan data,
berimajinasi dalam aksinya juga membuat evaluasi. Didalam jurnal yang ditulis
oleh S. Karim A. Karhami (2005), sikap ilmiah yang cenderung dikembangkan di
berbagai sekolah adalah :
a. Curiosity
(Sikap ingin tahu)
Ditandai dengan tingginya minat siswa. Di sini anak juga sering mencoba
pengalaman-pengalaman baru. Curiosity sering diawali dengan pengajuan
pertanyaan .
b. Flekxibility
(Sikap luwes)
Sikap anak dalam memahami konsep baru, pengalaman baru, sesuai dengan
kemampuannya tanpa ada kesulitan. Dan biasanya pemahaman ini berlangsung secara
bertahap.
c. Critical
reflektion (sikap kritis)
Kebiasaan anak untuk merenung dan mengkaji kembali kegiatan yang sudah
dilakukan.
d. Sikap Jujur
Kejujuran siswa kepada diri sendiri dan orang lain dalam menyelesaikan atau
mencoba pengalaman yang baru.
Menurut Renzuli yang dikutip oleh Supriyadi, (1994:
224), siswa yang mempunyai sikap ilmiah yang tinggi akan memiliki kelancaran
dalam berfikir sehingga siswa akan termotivasi untuk selalu berprestasi dan
memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai keberhasilan dan keunggulan
Pada waktu memecahkan masalah dengan menggunakan
masalah dengan menggunakan metoda ilmiah seorang ilmuwan atau pengguna metoda
ilmiah tersebut, dituntut memiliki sikap-sikap tertentu, agar kesimpulan yang
diperolehnya bersifat objektif. Sikap tersebut disebut sikap ilmiah yang antara
lain sebagia berikut :
1. Objektif terhadap fakta atau kenyataan.
Dengan jujur dia akan menyatakan suatu fakta sesuai
dengan kenyataan dan tidak dipengaruhi oleh perasaannya serta pertimbangan
lain. Sikap ini akan melatih kita untuk mencintai kebenaran yang objektif.
Dengan bersifat objektif terhadap fakta ini kita dituntut untuk membedakan
antara fakta dan pendapat pribadi.
2. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan atau
keputusan, bila belum cukup fakta yang dikumpulkan yang dapat menunjang
kesimpulan atau keputusan itu. Dengan demikian tidak akan mengambil kesimpulan
yang didasarkan atas prasangka.
3. Berhati terbuka
Artinya bersedia mempertimbangkan pendapat atau
penemuan orang lain, sekalipun pendapat atau penemuan orang lain itu
bertentangan atau tidak sesuai denagn pendapatnya sendiri.
4. Bersikap tidak memihak terhadap sesuatu
pendapat tertentu tanpa alasan-alasan yang berdasarkan fakta.
5. Metoda ilmiah melatih kita untuk tidak
percaya kepada takhayul atau sifat untung-untungan, karena percaya bahwa di
alam ini sesuatu terjadi melalui proses tertentu.
6. Dapat bekerja sama dengan orang-orang lain
dan bersedia mengkomunikasikan dan mengumumkan hasil penelitiannya. Ini berarti
bahwa penemuan atau pendapat kita rela untuk diteliti kembali ataupun di kritik
dengan alasan-alasan rasional.
7. Selalu memiliki rasa ingin tahu tentang apa,
mengapa dan bagaimana sesuatu gejala yang dijumpainya. Rasa ingin tahu ini akan
melatih kepekaan mengenal masalah dan menggugah keringinannya untuk memecahkan
masalah tersebut. Dengan demikian akan mendorong kita untuk mencari kebenaran
dan penemuan-penemuan baru.
8. Memiliki ketekunan dan kesabaran serta
ketelitian dalam melakukan eksperimen, observasi dan dalam mengumpulkan data
serta memecahkan masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar