Senin, 20 Mei 2013

TULISAN BAHASA INDONESIA (ARTIKEL TENTANG BERSIKAP ILMIAH)


            Sikap ilmiah adalah suatu sikap yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan. Menurut Gagne dan Briggs, yang dikutip Annie, Catharina Tri (2004 : 25) mengklasifikasikan tujuan pembelajaran ke dalam lima kategori adalah:
1.      Kemahiran intelektual (intelectual skill).
2.      Strategi kognitif (cognitif strategies).
3.      Informasi verbal (verbal information).
4.      Kemahiran motorik (motor sklills).
5.      Sikap (attitudes).

         S. Karim A. Karhami (2005), berpendapat bahwa sikap juga merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak (tendency to behave). Menurut R. T White (1988), wilayah attitude mencakup juga wilayah kognitif, anak dapat membatasi atau mempermudah untuk menerapkan suatu keterampilan dan pengetahuan yang dikuasainya. Anak juga berusaha untuk memahami suatu konsep, jika dia tidak memiliki kemauan untuk itu.

        Menurut Yul, Iskandar (2004 : 9) Sikap adalah sebuah trait yang selain aktif mempelajarinya, tetapi telah ditampilkan dengan perubahan tingkah laku yang sesuai. Biasanya sikap memerlukan bakat, minat, dan aktif yang merubah perilaku. Sikap pada umumnya merupakan hasil dari learning dan praktis dan pula hasil dari perpaduan berbagai trait dan ability.

        Sikap ilmiah  menurut Mulyono, Anton yang dikutip oleh Suyitno, Amin (1997: 2), sikap yang disiapkan bertindak untuk perbuatan yang berdasarkan pada pendirian/ pendapat/keyakinan. Sedangkan Menurut Allen Ledward yang dikutip Suyitno, Amin adalah “An attitude as degree of positive or negatif affect associated with some pychological objects”. Dimana Sikap berkaitan dengan obyek yang disertai dengan perasaan posititif (favourable) atau perasaan negatif (unfavorable). Jadi sikap ilmiah adalah “ Scientific attitude” (Sikap keilmuan).

Kurniadi (1988) dikutip dari pendapat M. O. Edward yang merumuskan perilaku kreatif sikap ilmiah dari kata-kata ide (gagasan) berikut :
I : Imagination (imajinasi).
D : Data (Fakta).
E : Evaluation (evaliuasi).
A : Action (tindakan).

              Seorang yang kreatif adalah seseorang yang mampu mengumpulkan data, berimajinasi dalam aksinya juga membuat evaluasi. Didalam jurnal yang ditulis oleh S. Karim A. Karhami (2005), sikap ilmiah yang cenderung dikembangkan di berbagai sekolah adalah :

a.      Curiosity (Sikap ingin tahu)
Ditandai dengan tingginya minat siswa. Di sini anak juga sering mencoba pengalaman-pengalaman baru. Curiosity sering diawali dengan pengajuan pertanyaan .

b.      Flekxibility (Sikap luwes)
Sikap anak dalam memahami konsep baru, pengalaman baru, sesuai dengan kemampuannya tanpa ada kesulitan. Dan biasanya pemahaman ini berlangsung secara bertahap.

c.       Critical reflektion (sikap kritis)
Kebiasaan anak untuk merenung dan mengkaji kembali kegiatan yang sudah dilakukan.

d.      Sikap Jujur
Kejujuran siswa kepada diri sendiri dan orang lain dalam menyelesaikan atau mencoba pengalaman yang baru.


Menurut Renzuli yang dikutip oleh Supriyadi, (1994: 224), siswa yang mempunyai sikap ilmiah yang tinggi akan memiliki kelancaran dalam berfikir sehingga siswa akan termotivasi untuk selalu berprestasi dan memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai keberhasilan dan keunggulan

Pada waktu memecahkan masalah dengan menggunakan masalah dengan menggunakan metoda ilmiah seorang ilmuwan atau pengguna metoda ilmiah tersebut, dituntut memiliki sikap-sikap tertentu, agar kesimpulan yang diperolehnya bersifat objektif. Sikap tersebut disebut sikap ilmiah yang antara lain sebagia berikut :
1. Objektif terhadap fakta atau kenyataan.
Dengan jujur dia akan menyatakan suatu fakta sesuai dengan kenyataan dan tidak dipengaruhi oleh perasaannya serta pertimbangan lain. Sikap ini akan melatih kita untuk mencintai kebenaran yang objektif. Dengan bersifat objektif terhadap fakta ini kita dituntut untuk membedakan antara fakta dan pendapat pribadi.
2. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan atau keputusan, bila belum cukup fakta yang dikumpulkan yang dapat menunjang kesimpulan atau keputusan itu. Dengan demikian tidak akan mengambil kesimpulan yang didasarkan atas prasangka.
3. Berhati terbuka
Artinya bersedia mempertimbangkan pendapat atau penemuan orang lain, sekalipun pendapat atau penemuan orang lain itu bertentangan atau tidak sesuai denagn pendapatnya sendiri.
4. Bersikap tidak memihak terhadap sesuatu pendapat tertentu tanpa alasan-alasan yang berdasarkan fakta.
5. Metoda ilmiah melatih kita untuk tidak percaya kepada takhayul atau sifat untung-untungan, karena percaya bahwa di alam ini sesuatu terjadi melalui proses tertentu.
6. Dapat bekerja sama dengan orang-orang lain dan bersedia mengkomunikasikan dan mengumumkan hasil penelitiannya. Ini berarti bahwa penemuan atau pendapat kita rela untuk diteliti kembali ataupun di kritik dengan alasan-alasan rasional.
7. Selalu memiliki rasa ingin tahu tentang apa, mengapa dan bagaimana sesuatu gejala yang dijumpainya. Rasa ingin tahu ini akan melatih kepekaan mengenal masalah dan menggugah keringinannya untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian akan mendorong kita untuk mencari kebenaran dan penemuan-penemuan baru.
8. Memiliki ketekunan dan kesabaran serta ketelitian dalam melakukan eksperimen, observasi dan dalam mengumpulkan data serta memecahkan masalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar